Efek Rumah Kaca - Di Udara: Lagu untuk Munir pejuang HAM
ERK singkatan Efek Rumah Kaca merupakan Grup band pop indie asal Indonesia dengan situs resmi www.efekrumahkaca.net
Adalah Cholil Mahmud (vokal, gitar), Adrian Yunan Faisal (bass, vokal latar), dan Akbar Bagus Sudibyo (drum, vokal latar). Tiga yang tersisa dari perjalanan bulan berganti tahun sedari 2001 di studio melulu. Dengan sabar mereka mengumpulkan lagu. Beberapa kali nama-nama dicoba. “Hush” (personilnya masih lima), “Superego” adalah cerita lama, sebelum jadi “Efek Rumah Kaca” di 2005. Nama yang merupakan nukilan salah satu judul lagu yang mereka tulis di tahun 2003.
Di setiap lagu yang mereka himpun, komposisi dirancang menyesuaikan tema yang saling berkaitan. Realita direka-reka. Supaya musik tak hanya sekedar hiburan, tetapi ada refleksi, dan realita juga tersampaikan. Memotret zaman. Lirik ditata, terkadang puitis, ada juga yang rayuan mendayu-dayu. Dengan berbagai sudut pandang, dan kekayaan pilihan kata, tetap menggunakan Bahasa Indonesia.
Present a simple pop music, but not forget to experiment. Indie-rock, progressive rock, punk, new wave, jazz, whatever is invited. Mixed with the influence of their idols: Jeff Buckley, Jon Anderson, Smashing Pumpkins, Radiohead, to Bjork.
Lagu "di udara" menjadi pembuka, sebuah pengantar menuju album debut mereka. Merupakan salah satu lagu favorit dari sekian banyak lagu Efek rumah Kaca yang menjadi favoritku. Menceritakan kisah spirit perjuangan Munir yang berani menyoroti masalah-masalah HAM yang kerap terjadi pada zaman itu.
Lewat lagu "di udara" ini, Efek Rumah Kaca ingin menyebarkan pesan kepada masyarakat tentang pejuang sejati di bidang HAM yang menumpahkan seluruh hidupnya untuk membela kaum yang teraniaya. Paling tidak, kata Cholil, hal itu menjadi tugas mereka sebagai seorang musisi. "Karena kami kagum dengan perjuangannya dan ingin menyebarluaskan keteladanan beliau dalam wilayah yang lebih pop sehingga nilai-nilai yang dibawanya juga bisa sampai ke khalayak yang lebih luas lagi," Cholil memaparkan. -tempo.co-
Sebagaimana lirik lagu Efek Rumah Kaca - Di Udara:
Aku sering diancam
juga teror mencekam
Kerap ku disingkirkan
sampai dimana kapan
Ku bisa tenggelam di lautan
Aku bisa diracun di udara
Aku bisa terbunuh di trotoar jalan
tapi aku tak pernah mati
Tak akan berhenti
Aku sering diancam
juga teror mencekam
Ku bisa dibuat menderita
Aku bisa dibuat tak bernyawa
di kursi-listrikkan ataupun ditikam
Tapi aku tak pernah mati
Tak akan berhenti
Tapi aku tak pernah mati
Tak akan berhenti
Ku bisa dibuat menderita
Aku bisa dibuat tak bernyawa
di kursi-listrikkan ataupun ditikam
Ku bisa tenggelam di lautan
Aku bisa diracun di udara
Aku bisa terbunuh di trotoar jalan
Makna lirik lagu "di udara" yang menggetarkan adalah bahwa dalam kondisi apapun (diancam, diburu atau bahkan mati) semangat perjuangan Munir tak akan pernah mati.
Ingin mendengar lagu Efek Rumah Kaca - Di Udara ? Silahkan kunjungi audio.efekrumahkaca.net bisa play dan download.
Adalah Cholil Mahmud (vokal, gitar), Adrian Yunan Faisal (bass, vokal latar), dan Akbar Bagus Sudibyo (drum, vokal latar). Tiga yang tersisa dari perjalanan bulan berganti tahun sedari 2001 di studio melulu. Dengan sabar mereka mengumpulkan lagu. Beberapa kali nama-nama dicoba. “Hush” (personilnya masih lima), “Superego” adalah cerita lama, sebelum jadi “Efek Rumah Kaca” di 2005. Nama yang merupakan nukilan salah satu judul lagu yang mereka tulis di tahun 2003.
Di setiap lagu yang mereka himpun, komposisi dirancang menyesuaikan tema yang saling berkaitan. Realita direka-reka. Supaya musik tak hanya sekedar hiburan, tetapi ada refleksi, dan realita juga tersampaikan. Memotret zaman. Lirik ditata, terkadang puitis, ada juga yang rayuan mendayu-dayu. Dengan berbagai sudut pandang, dan kekayaan pilihan kata, tetap menggunakan Bahasa Indonesia.
Present a simple pop music, but not forget to experiment. Indie-rock, progressive rock, punk, new wave, jazz, whatever is invited. Mixed with the influence of their idols: Jeff Buckley, Jon Anderson, Smashing Pumpkins, Radiohead, to Bjork.
Lagu "di udara" menjadi pembuka, sebuah pengantar menuju album debut mereka. Merupakan salah satu lagu favorit dari sekian banyak lagu Efek rumah Kaca yang menjadi favoritku. Menceritakan kisah spirit perjuangan Munir yang berani menyoroti masalah-masalah HAM yang kerap terjadi pada zaman itu.
Lewat lagu "di udara" ini, Efek Rumah Kaca ingin menyebarkan pesan kepada masyarakat tentang pejuang sejati di bidang HAM yang menumpahkan seluruh hidupnya untuk membela kaum yang teraniaya. Paling tidak, kata Cholil, hal itu menjadi tugas mereka sebagai seorang musisi. "Karena kami kagum dengan perjuangannya dan ingin menyebarluaskan keteladanan beliau dalam wilayah yang lebih pop sehingga nilai-nilai yang dibawanya juga bisa sampai ke khalayak yang lebih luas lagi," Cholil memaparkan. -tempo.co-
Sebagaimana lirik lagu Efek Rumah Kaca - Di Udara:
Aku sering diancam
juga teror mencekam
Kerap ku disingkirkan
sampai dimana kapan
Ku bisa tenggelam di lautan
Aku bisa diracun di udara
Aku bisa terbunuh di trotoar jalan
tapi aku tak pernah mati
Tak akan berhenti
Aku sering diancam
juga teror mencekam
Ku bisa dibuat menderita
Aku bisa dibuat tak bernyawa
di kursi-listrikkan ataupun ditikam
Tapi aku tak pernah mati
Tak akan berhenti
Tapi aku tak pernah mati
Tak akan berhenti
Ku bisa dibuat menderita
Aku bisa dibuat tak bernyawa
di kursi-listrikkan ataupun ditikam
Ku bisa tenggelam di lautan
Aku bisa diracun di udara
Aku bisa terbunuh di trotoar jalan
Makna lirik lagu "di udara" yang menggetarkan adalah bahwa dalam kondisi apapun (diancam, diburu atau bahkan mati) semangat perjuangan Munir tak akan pernah mati.
Ingin mendengar lagu Efek Rumah Kaca - Di Udara ? Silahkan kunjungi audio.efekrumahkaca.net bisa play dan download.
Comments
Post a Comment