Posts

Showing posts from November, 2011

Emosi dan seni

Seni adalah ungkapan kehidupan yang oleh karenanya menjadi wajar jika umumnya seni merupakan ekspresi dari emosi. Sekurang-kurangnya ada ungkapan emosi di sana. Terentang dari mulai seni tulisan, musik, drama, dan seni rupa, semuanya menampilkan emosi. Banyak cerita-cerita, musik-musik, film-film dan lukisan-lukisan yang menerangkan bagaimana emosi dialami dan terjadi pada diri manusia. Ada yang mengeksploitasi takut seperti cerita horor. Ada juga yang mengeksploitasi kesedihan, kemarahan, kebahagiaan, dendam, dan lainnya. Penikmat seni bisa ikut mengalami emosi seperti yang tergambar dalam karya seni. Penonton film horor akan ikut merasa takut. Penonton film tragedi akan ikut menangis. Pendengar musik alam, akan ikut merasakan damai. Tapi apakah emosi itu riil? Sepanjang Anda merasakan adanya emosi itu dalam diri Anda, maka emosi itu adalah riil. Meskipun tentu saja dengan kesadaran bahwa penyebabnya tidak benar-benar riil. Film horor hanyalah bohong-bohongan. Seni bisa

Yang liar. Dan berdarah.

: Erie Prasetyo KITA sedang sakit. Hidup hanya dari sakit ke sakit. Menyesali banyak kesalahan yang semakin benar. Itu misalnya, pernah kau tuliskan dalam daftar seratus hal yang kau inginkan, dan seratus hal lain yang tidak kau kehendaki. Kau tak tahu di mana kau sepatutnya menuliskan 'Bali' di daftar itu, sebab sesuatu yang amat buruk dan juga amat berarti berawal dan berakhir di situ. * Kita pelihara lapar dan marah. Yang liar. Dan berdarah. Keduanya kini bisa bernama Puisi. Kau menuliskannya kini di antara waktu luang, dalam perjalanan kota ke kota, di sela-sela tur sangat panjang,  sebuah kelompok musik, yang jatuh dan bangkit bersamamu. Puisi yang, katamu, kini sabar menyabarkan, menjinakkan, membebat luka-luka, yang dulu menutup-membuka di tempat-tempat yang sama. * Kita telah terbiasa sakit, dengan rasa sakit kita ini. Hingga kau tak lagi mau tertipu, surga yang menipu, kau beritahukan parut luka kecil di lipatan lenganmu. Kau bilang, "Empat tahun lamanya, aku ber

Tahukah kamu?

Tahukah kamu kalau orang yang kelihatan begitu tegar hatinya, adalah orang yang sangat lemah dan butuh pertolongan? Tahukah kamu kalau orang yang menghabiskan waktunya untuk melindungi orang lain, adalah justru orang yang sangat butuh seseorang untuk melindunginya? Tahukah kamu kalau tiga hal yang paling sulit untuk diungkapkan adalah Aku cinta kamu, maaf dan tolong aku. Tahukah kamu kalau orang yang suka berpakaian warna merah lebih yakin kepada dirinya sendiri? Tahukah kamu kalau orang yang suka berpakaian kuning adalah orang yang menikmati kecantikannya sendiri. Tahukah kamu kalau orang yang suka berpakaian hitam adalah orang yang ingin tidak diperhatikan dan butuh bantuan dan pengertianmu? pertolongan tersebut dikembalikan dua kali lipat? Tahukah kamu bahwa lebih mudah mengatakan perasaanmu dalam tulisan dibandingkan mengatakan kepada seseorang secara langsung? Tapi tahukah kamu bahwa hal tersebut akan lebih bernilai saat kamu mengatakannya dihad

Pengorbanan yang Tak Berujung

Dingin Terbaring di tempat tidurku Menatap ke arah kegelapan Hilang Aku mendengar langkah kaki di atas kepala Dan pikiranku kembali lagi Seperti seorang anak yang kabur melarikan diri Dan tidak akan datang kembali Waktu terus terlewati Saat malam hari berubah menjadi siang Aku begitu jauh Dan begitu kesepian Aku perlu melihat wajahmu Untuk menjagaku tetap waras Untuk membuatku tetap utuh MenCoba untuk tetap hidup Sampai aku mendengar suaramu Aku akan kehilangan akal dan pikiranku Seseorang mengatakan padaku, mengapa? Aku memilih kehidupan ini Kebohongan yang sangat superfisial Kompromi yang terus menerus dan pengorbanan tak berujung Nyeri Ini menyedihkan untuk ku ketahui Ketidakberdayaan yang kau rasakan Cahayamu Bersinar di jiwaku Sementara seribu lilin membakar Di luar ruangan ini tandus Hujan deras dan Kekosongan di dalamnya masih Tumbuh lebih dalam Kau begitu jauh Dan begitu kesepian Kamu jauh untuk merangkul cinta Untuk menjagaku tetap

Simpan catatan ini baik-baik. Anggap saja semua tidak pernah terjadi.

"Dulu aku memang pernah bersalah kepadamu. Tapi aku sangat menyayangimu. Simpan catatan ini baik-baik. Anggap saja semua tidak pernah terjadi." Lalu aku pergi meninggalkan pelaminan itu tanpa menoleh kebelakang, kiri dan kanan. Semua sudah terlepas. Begitu pula orang yang kucintai. 1 bulan sebelumnya.  Terjadi pertengkaran melalui telepon genggam. Toyib mati-matian menjelaskan alasannya, kenapa dia tidak bisa menemui kekasihnya yang berada di kalimantan. Aminah saat itu sedang berulang tahun yang ke 24 tahun. Tanpa pendamping seorang kekasih, rasanya ada yang hilang disaat ulang tahunnya. Toyib pun tidak mungkin meninggalkan kuliah pertaniannya di jawa. Bagaikan memakan buah simalakama. Tapi acara pesta ulang tahun aminah yang ke 24 itu, sengaja dirayakan untuk sekalian bertunangan yang sudah lama direncanakan. Sedangkan saat itu, toyib sudah kehabisan dana keperluan kuliahnya yang dikirim dari orang tuanya. Maklum, namanya orang pac