Pengertian Roman dan/atau Novel adalah
Sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, perasaan, pikiran, ide, semangat, dan keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkret yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa (Sumardjo dan Saini (1997:3). Sastra dapat juga diartikan sebagai ungkapan pribadi manusia yang bersifat imajinatif dan berfungsi untuk memperjelas, memperdalam, serta memperkaya penghayatan manusia terhadap kehidupan mereka.
Sebagai karya yang bersifat imajinatif, karya sastra terbagi ke dalam tiga genre sastra, yaitu prosa, puisi, dan drama. Prosa dalam pengertian kesusastraan disebut fiksi, teks naratif, atau wacana naratif. Dalam hal ini fiksi menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan, hidup dan kehidupan. Namun, karena fiksi merupakan cerita rekaan atau cerita khayalan saja, maka dari itu berbagai masalah kehidupan tersebut diolah dengan sungguh-sungguh sedemikian rupa oleh pengarang sesuai dengan persepsinya untuk dituangkan ke dalam karya sastra.
Satu di antara jenis prosa adalah roman. Roman merupakan bagian dari karya fiksi yang memuat pengalaman manusia secara menyeluruh atau merupakan suatu terjemahan mengenai perjalanan hidup yang bersentuhan dengan kebutuhan manusia, sehingga dapat dikatakan bahwa roman adalah suatu potret realitas yang terwujud melalui bahasa yang estetis.
Pengkajian terhadap roman dapat dilakukan dari berbagai aspek, misalnya penokohan, latar, alur, konflik, dan makna. Semua kajian itu dilakukan untuk mengetahui sejauh mana roman tersebut memberikan manfaat bagi pembaca. Pembaca tentu memiliki tanggapan yang beragam meskipun mereka berhadapan dengan satu roman yang sama. Tanggapan yang beragam terjadi sesuai dengan tingkat pemahaman dan daya imajinasi pembaca.
Menurut Sulistianingsih (2010:192), roman adalah cerita yang melukiskan suatu kehidupan manusia, baik itu perbuatan-perbuatan lahir atau peristiwa-peristiwa batin. Sedangkan menurut Suroso, dkk., (1990:50), roman adalah gambaran kehidupan pelaku, sifat-sifatnya, watak-wataknya, dan tempat mereka hidup diceritakan secara keseluruhan, mulai dari kecil hingga dewasa, bahkan sampai meninggal dunia.
Sejalan dengan itu, menurut Hartoko (1986:120-122), sejarah roman atau novel pada mulanya sebuah cerita yang disusun dalam bahasa Ramagna, daerah di sekitar kota Roma, jadi dalam bahasa daerah, bukan dalam bahasa Latin resmi seperti dipakai oleh para sarjana. Secara khusus roman berkaitan dengan cerita penuh avontur atau kisah asmara, semula dalam bentuk puisi, kemudian dalam bentuk prosa.
Selanjutnya, menurut Cervantes Don Quijote (dalam Priyadi, 2011:21) setiap cerita panjang yang tidak lagi seperti epos menampilkan suatu gambaran dunia kolektif bagi suatu kelompok pendengar, melainkan mengisahkan peristiwa-peristiwa lahir dan batin seorang atau beberapa orang tokoh pada suatu zaman tertentu untuk pembaca-pembaca individual. Roman mempergunakan berbagai gaya dan sarana (surat-menyurat, autobiografi, riwayat, esai, dan dialog).
Dalam bahasa Inggris dua ragam fiksi naratif utama disebut romance dan novel. Clara Reeve (dalam Wellek dan Warren, 1995: 282) menjabarkan tentang pengertian roman dan novel. Novel adalah gambaran dari kehidupan dan perilaku yang nyata, dari zaman pada saat novel itu ditulis. Romansa, yang ditulis dalam bahasa yang agung dan diperindah, menggambarkan apa yang tidak pernah terjadi dan tidak mungkin terjadi. (The novel is a picture of real life and manners, and of the time in which itu is written. The romance, in lofty and elevated language, describes what never happened nor is likely to happen).
Menurut Jassin (dalam Yupita, 2001:15) cerita dalam roman sering bercabang-cabang. Pengarang menceritakan tokohnya satu persatu, sejarah hidupnya lalu didalamnya tokoh bercerita lagi tentang hal lain. Karena ceritanya melibatkan banyak segi, maka terjadilah digresi, yaitu peristiwa-peristiwa lain yang tidak langsung berhubungan dengan peristiwa pokok. Selanjutnya, Suprapto (dalam Yupita, 2001:14) mengatakan roman adalah karangan yang menceritakan seluruh jalan kehidupan seseorang dengan seluas-luasnya yang berhubungan dengan adat, ekonomi, kemasyarakatan, pengaruh-pengaruh alam sekitarnya, maupun pandangan hidup.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa roman dan novel adalah sebuah karya sastra berbentuk prosa yang menceritakan kehidupan luar biasa. Selain itu, roman dan novel juga menyajikan peristiwa yang panjang sehingga nasib setiap tokohnya mengalami perubahan. Roman atau novel sebagai suatu karya sastra memiliki daya pikat dan kemampuan menarik minat publik terhadap karya sastra.
Referensi:
Sebagai karya yang bersifat imajinatif, karya sastra terbagi ke dalam tiga genre sastra, yaitu prosa, puisi, dan drama. Prosa dalam pengertian kesusastraan disebut fiksi, teks naratif, atau wacana naratif. Dalam hal ini fiksi menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan, hidup dan kehidupan. Namun, karena fiksi merupakan cerita rekaan atau cerita khayalan saja, maka dari itu berbagai masalah kehidupan tersebut diolah dengan sungguh-sungguh sedemikian rupa oleh pengarang sesuai dengan persepsinya untuk dituangkan ke dalam karya sastra.
Satu di antara jenis prosa adalah roman. Roman merupakan bagian dari karya fiksi yang memuat pengalaman manusia secara menyeluruh atau merupakan suatu terjemahan mengenai perjalanan hidup yang bersentuhan dengan kebutuhan manusia, sehingga dapat dikatakan bahwa roman adalah suatu potret realitas yang terwujud melalui bahasa yang estetis.
Pengkajian terhadap roman dapat dilakukan dari berbagai aspek, misalnya penokohan, latar, alur, konflik, dan makna. Semua kajian itu dilakukan untuk mengetahui sejauh mana roman tersebut memberikan manfaat bagi pembaca. Pembaca tentu memiliki tanggapan yang beragam meskipun mereka berhadapan dengan satu roman yang sama. Tanggapan yang beragam terjadi sesuai dengan tingkat pemahaman dan daya imajinasi pembaca.
Menurut Sulistianingsih (2010:192), roman adalah cerita yang melukiskan suatu kehidupan manusia, baik itu perbuatan-perbuatan lahir atau peristiwa-peristiwa batin. Sedangkan menurut Suroso, dkk., (1990:50), roman adalah gambaran kehidupan pelaku, sifat-sifatnya, watak-wataknya, dan tempat mereka hidup diceritakan secara keseluruhan, mulai dari kecil hingga dewasa, bahkan sampai meninggal dunia.
Sejalan dengan itu, menurut Hartoko (1986:120-122), sejarah roman atau novel pada mulanya sebuah cerita yang disusun dalam bahasa Ramagna, daerah di sekitar kota Roma, jadi dalam bahasa daerah, bukan dalam bahasa Latin resmi seperti dipakai oleh para sarjana. Secara khusus roman berkaitan dengan cerita penuh avontur atau kisah asmara, semula dalam bentuk puisi, kemudian dalam bentuk prosa.
Selanjutnya, menurut Cervantes Don Quijote (dalam Priyadi, 2011:21) setiap cerita panjang yang tidak lagi seperti epos menampilkan suatu gambaran dunia kolektif bagi suatu kelompok pendengar, melainkan mengisahkan peristiwa-peristiwa lahir dan batin seorang atau beberapa orang tokoh pada suatu zaman tertentu untuk pembaca-pembaca individual. Roman mempergunakan berbagai gaya dan sarana (surat-menyurat, autobiografi, riwayat, esai, dan dialog).
Dalam bahasa Inggris dua ragam fiksi naratif utama disebut romance dan novel. Clara Reeve (dalam Wellek dan Warren, 1995: 282) menjabarkan tentang pengertian roman dan novel. Novel adalah gambaran dari kehidupan dan perilaku yang nyata, dari zaman pada saat novel itu ditulis. Romansa, yang ditulis dalam bahasa yang agung dan diperindah, menggambarkan apa yang tidak pernah terjadi dan tidak mungkin terjadi. (The novel is a picture of real life and manners, and of the time in which itu is written. The romance, in lofty and elevated language, describes what never happened nor is likely to happen).
Menurut Jassin (dalam Yupita, 2001:15) cerita dalam roman sering bercabang-cabang. Pengarang menceritakan tokohnya satu persatu, sejarah hidupnya lalu didalamnya tokoh bercerita lagi tentang hal lain. Karena ceritanya melibatkan banyak segi, maka terjadilah digresi, yaitu peristiwa-peristiwa lain yang tidak langsung berhubungan dengan peristiwa pokok. Selanjutnya, Suprapto (dalam Yupita, 2001:14) mengatakan roman adalah karangan yang menceritakan seluruh jalan kehidupan seseorang dengan seluas-luasnya yang berhubungan dengan adat, ekonomi, kemasyarakatan, pengaruh-pengaruh alam sekitarnya, maupun pandangan hidup.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa roman dan novel adalah sebuah karya sastra berbentuk prosa yang menceritakan kehidupan luar biasa. Selain itu, roman dan novel juga menyajikan peristiwa yang panjang sehingga nasib setiap tokohnya mengalami perubahan. Roman atau novel sebagai suatu karya sastra memiliki daya pikat dan kemampuan menarik minat publik terhadap karya sastra.
Referensi:
- Hartoko, Dick dan B. Rahmanto. 1986. Pemandu di Dunia Sastra. Yogyakarta: Kanisius.
- Sulistianingsih, Claudia L. 2010. Messe Bahasa Indonesia. Yokyakarta: Messemedia.
- Sumardjo, Jakob & Saini K.M. 1997. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
- Suroso, Hadi, dkk. 1990. Bahasa dan Sastra Indonesia. Klaten: PT Intan Pariwara.
- Wellek, Rane dan Austin Waren. 1995. Teori Kesusasteraan. Jakarta: Gramedia.
- Yupita, Herlina. 2001. “Analisis Unsur Perwatakan Tokoh Utama dalam Roman Burung-Burung Manyar Karya Y.B. Mangunwijaya” Pontianak: FKIP Untan.
Comments
Post a Comment