Pantun Berkasih Sayang
Pantun ber-kasih sayang adalah bentuk pantun yang mengungkapkan
tentang sebuah
hubungan saling mengasihi yang berakhir pada pelaminan; karena jodoh tak terhindarkan. Pantun ini masuk ke dalam dua kategori
besar yakni pantun bagi anak muda dan pantun orang tua. Isinya berupa kata-kata
yang mengandung kemesraan, anjuran untuk tetap saling
mengasihi dalam susah dan senang.
Jenis pantun ini juga berisikan mengajuk dara dan bujang.
Pantun berkasih-kasihan lebih mengacu kepada anak muda, mengingat masa muda
merupakan masa yang penuh gejolak disebabkan banyaknya keinginan, harapan dan
tantangan.
Di kalangan anak muda Melayu, gejolak tersebut seringkali
diungkapkan melalui pantun, yang disebut pantun muda. Pantun muda ini mencakup
hal-hal yang berkenaan dengan perkenalan, perceraian, perasaan yang sedang iba
atau gembira, dan perasaan berkasih-kasihan.
(*melayuonline.com)
Dikatakan sebagai pantun berkasih-kasihan karena
Berbalas pantun mata bertentang
Di situ disukat lebih dan kurang
Di situ diukur pendek dan panjang
Di situ dikaji untung dan malang
Di situ ditengok muka belakang
Di situ melekat hukum dan undang
Di situ adat sama dipegang
Di situ disukat lebih dan kurang
Di situ diukur pendek dan panjang
Di situ dikaji untung dan malang
Di situ ditengok muka belakang
Di situ melekat hukum dan undang
Di situ adat sama dipegang
Pantun berkasih-kasihan dibagi ke dalam beberapa jenis pantun, yakni antara lain:
a)
Pantun Berkenalan
Jenis pantun ini berupa kehendak untuk berkenalan atau
seseorang yang belum berkenalan tetapi hanya mengagumi dari kejauhan.
Berlari-lari ke dalam kebun
Dalam kebun adalah parak
Bernyanyi serupa pantun
Dalam pantun ada kehendak
Pohon beringin tengah negeri
Buah beribu di tangkainya
Ingin di bunga sunting nabi
Bolehkan kami memetiknya?
Suji-suji daun delima
Disuji anak sungai Bantan
Kalau sudi minta terima
Diharap jangan tuan lupakan
Patahlah sayap kembang Lelan
Patah ditimpa selaranya
Payahlah mata memandang bulan
Bulan pabila akan jatuhnya?
Darimana hendak kemana
Dari Jepang ke Bandar Cina
Kalau boleh kami bertanya
Bunga yang kembang siapa
punya?
Dari Jepang ke Bandar Cina
Singgah berlabuh di Singapura
Bunga yang kembang siapa punya
Kami beringin memetiknya
Mahal harganya kain batik
Dipakai selendang ke kuala
Jika bunga boleh dipetik
Dipersunting dijunjung di kepala
Air ditanam betung tumbuh
Diparang anak si gumanti
Kalau hati sama sungguh
Kering lautan kita nanti
Beringin di kampung pulau
Pautan ayam tedung gombak
Hati ingin memandang pulau
Biduk ada pengayuh tidak
Melenguh lembu di gunung
Lenguhannya sampai ke balai
Maksud hati memeluk gunung
Apa daya tangan tak sampai
Keladi air tumbuh di air
Minyak bijan di dalam cawan
Matahari sudahlah lahir
Bulan masih disaput awan
Datu perdana dengan penggawa
Menghadap baginda di hadapan
puri
Patutlah tuan timbangan jiwa
Tempat kakanda menyimpan jiwa
Menghadap baginda di hadapan puri
Puri berdekat dengan balai
Tempat kakanda menyimpan diri
Di hati tidak dapat dinilai
Puri berdekat dengan balai
Singgasana berdinding kaca
Dihati tidak dapat dinilai
Bulan purnama terang cuaca
Singgasana berdinding kaca
Kaca biru buatan Cina
Bulan purnama terang cuaca
Sangat merayu dagang yang hina
Teruntum sedang berbunga
Retak buluh sampaian kain
Kalau untung tuan yang punya
Masakan lepas pada yang lain
Tetak buluh sampaian kain
Kain cela tepi bersuji
Masakan lepas pada yang lain
Jika sudah disitu janji
Kain cela tepi bersuji
Lalu sampaikan atas galah
jika sudah disitu janji
hajatpun lalu disampaikan
Allah
b)
Pantun Saling Berjanji
…
c)
Pantun Perceraian/Perpisahan
…
d)
Pantun Memendam Rindu
…
e)
Pantun Putus Cinta
…
f)
Pantun Kasih Tak Sampai
…
g)
Pantun Berangan-angan
Comments
Post a Comment