Maaf Sayang, Cintaku menyakitimu
Semua dimulai saat ia mengungkapkan kejujuran,, dan kusanggupi menjalani kehidupan cinta yang terbagi.
Aku membiarkan masa lalu mengikutinya. Aku menjalani hariku sebagai "cinta" lain dihatinya...
"Knapa sayang?"
Hanya gelengan yang kudapatkan. "Slalu begitu..," batinku mengeluh.
Semua berjalan harus sesuai dengan aturan dan waktunya.. walau kadang tak sesuai denganku.
Rasa cemas menghantuiku.. sapaan-sapaan manisnya dimasa lalu masih sangat menggangguku.
Aku tau kau telah berubah dan berjanji padaku.. namun slalu saja ada kekhawatiran jika terbayang akan semua itu.
"Jangan sedih.. Kita jalani saja, beri aku waktu.." dia mengingatkanku akan komitmen kami.
Mestinya aku menjalani ini dengan tulus ikhlas tanpa protes...
Aku sudah tau dan mau, kenapa mesti sedih dan protes? amarahku hanya kepicikkanku.
Saatnya aku belajar "menerima" dan mencintai apa adanya dengan ketulusan dan keikhlasan.
"Aku harus pulang..." Walau kalimat itu pertanda aku harus membiarkannya merasakan cinta yang lain, aku harus belajar ikhlas dan dengan sepenuh hati mempercayainya.
"Dia nelpon,." ucapan ringan yang sangat terasa berat untukku.
Aku terus belajar menghilangkan "rasa" yang menghimpitku.
Aku sangat mencintainya... Aku akan melakukan semua yang kubisa.
Kuyakini cintanya akan menguatkanku melewati rintangan... Cintanya akan menguatkan dan membahagiakanku.
Hari-hari terlewati dengan suka dan duka... Kadang aku berhasil namun tak jarang aku kalah dan gagal menjaga ucapan dan amarahku... Keegoisanku muncul dan memercikkan pertengkaran.
"Kapan kau peduli aku?" Kata-kata yang tak pantas kuucapkan.
"..bla bla bla."
Hatiku sedih mendengar ucapan itu. Tak pernah terlintas untuk mengekang dan menguasai hidupnya.
Aku hanya menjalani semua hariku untuknya dan cinta kami...
Rasa cemburu dan kekhawatiranku membuat aku menyakitinya...
Hingga pertengkaran menjadi sarapan kami... tak henti dan tak dapat dihindari.
Waktu yang berjalan tidak membuat hubungan kami membaik.
Aku sangat merindukan saat-saat kebahagianku dulu, saat awal cinta kami bersemi.
Aku merasakan keganjilan sikapnya... tidak ada senyuman, tidak ada kata2 mesra lagi darinya..
Tak ada yang dapat menahan perih dan luka yang menusuk hati...
Aku tidak dan takkan pernah melukainya. Aku memberikan seluruh hati dan cintaku untuknya.
Tak pernah terbagi dan takkan pernah kukhianati...
Cinta untukmu kan slalu menemani hari-hari sendiriku kini...
Maaf sayang, aku tak dapat membuatmu bahagia... Cintaku menyakitimu...
Kubenci Kau Dengan Cintaku Jangan Duakan CintakuHaruskah Kau Bagi CintakuCintaku pada ratu Levica: Kumpulan cerpen
Aku membiarkan masa lalu mengikutinya. Aku menjalani hariku sebagai "cinta" lain dihatinya...
"Knapa sayang?"
Hanya gelengan yang kudapatkan. "Slalu begitu..," batinku mengeluh.
Semua berjalan harus sesuai dengan aturan dan waktunya.. walau kadang tak sesuai denganku.
Rasa cemas menghantuiku.. sapaan-sapaan manisnya dimasa lalu masih sangat menggangguku.
Aku tau kau telah berubah dan berjanji padaku.. namun slalu saja ada kekhawatiran jika terbayang akan semua itu.
"Jangan sedih.. Kita jalani saja, beri aku waktu.." dia mengingatkanku akan komitmen kami.
Mestinya aku menjalani ini dengan tulus ikhlas tanpa protes...
Aku sudah tau dan mau, kenapa mesti sedih dan protes? amarahku hanya kepicikkanku.
Saatnya aku belajar "menerima" dan mencintai apa adanya dengan ketulusan dan keikhlasan.
"Aku harus pulang..." Walau kalimat itu pertanda aku harus membiarkannya merasakan cinta yang lain, aku harus belajar ikhlas dan dengan sepenuh hati mempercayainya.
"Dia nelpon,." ucapan ringan yang sangat terasa berat untukku.
Aku terus belajar menghilangkan "rasa" yang menghimpitku.
Aku sangat mencintainya... Aku akan melakukan semua yang kubisa.
Kuyakini cintanya akan menguatkanku melewati rintangan... Cintanya akan menguatkan dan membahagiakanku.
Hari-hari terlewati dengan suka dan duka... Kadang aku berhasil namun tak jarang aku kalah dan gagal menjaga ucapan dan amarahku... Keegoisanku muncul dan memercikkan pertengkaran.
"Kapan kau peduli aku?" Kata-kata yang tak pantas kuucapkan.
"..bla bla bla."
Hatiku sedih mendengar ucapan itu. Tak pernah terlintas untuk mengekang dan menguasai hidupnya.
Aku hanya menjalani semua hariku untuknya dan cinta kami...
Rasa cemburu dan kekhawatiranku membuat aku menyakitinya...
Hingga pertengkaran menjadi sarapan kami... tak henti dan tak dapat dihindari.
Waktu yang berjalan tidak membuat hubungan kami membaik.
Aku sangat merindukan saat-saat kebahagianku dulu, saat awal cinta kami bersemi.
Aku merasakan keganjilan sikapnya... tidak ada senyuman, tidak ada kata2 mesra lagi darinya..
Tak ada yang dapat menahan perih dan luka yang menusuk hati...
Aku tidak dan takkan pernah melukainya. Aku memberikan seluruh hati dan cintaku untuknya.
Tak pernah terbagi dan takkan pernah kukhianati...
Cinta untukmu kan slalu menemani hari-hari sendiriku kini...
Maaf sayang, aku tak dapat membuatmu bahagia... Cintaku menyakitimu...
Kubenci Kau Dengan Cintaku Jangan Duakan CintakuHaruskah Kau Bagi CintakuCintaku pada ratu Levica: Kumpulan cerpen
huaaa, karya seorang ke bang? bagus, bagus...
ReplyDeletehuwaaa.. pengalaman seorang, yang ditulis orang.. hehe..
ReplyDeletehmm, kayaknya pengalaman pribadi ye ja??
ReplyDeletesedeeeh gak cerita tuh..
hiks.. :(
Seddeh ke si? Alhamdulillah.. ade yg bilang seddeh.. padahal cerite cinte be.. wekekekekeke...
ReplyDeleteckck, cerita cinta gak selamanya happy tapi ada juga yang menggambarkan kesedihan apalgi yang mewakili jiwa dan pengalaman ^^
ReplyDelete