Buku, Sumber Inspirasi dan Inovasi - Selamat Hari Buku Nasional!
Membaca ialah upaya merekuk makna ikhtiar untuk memahami alam semesta. Itulah mengapa buku disebut jendela dunia, yang merangsang pikiran agar terus terbuka. - Mata Nawja
Pada era digital saat ini, tidak bisa dipungkiri bahwa perpustakaan dan toko buku perlahan semakin ditinggalkan. Semua sudah serba online, begitu juga dalam hal membaca. Kebanyakan masyarakat lebih memilih membaca melalui gadget dibanding buku konvensional. Membaca, baik melalui buku digital maupun buku konvensional sejatinya sama saja. Kedua cara tersebut memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing. Meski begitu bagi para pecinta buku, keberadaan buku tidak akan tergantikan.
Sebagai generasi digital, tahukah anda bahwa setiap 17 Mei diperingati sebagai Hari Buku Nasional?
Ternyata, penentuan tanggal 17 Mei sebagai Hari Buku Nasional tersebut merupakan awal mula berdirnya PNRI (Perpustakaan Nasional Republik Indonesia) di Jakarta pada tanggal 17 Mei 1980 silam. Makna Hari Buku Nasional memang bukan untuk dirayakan secara besar-besaran, tetapi bagaimana menumbuhkan dan meningkatkan minat baca di kalangan masyarakat Indonesia. Apalagi, kecintaan terhadap buku konvensional semakin rendah lantaran tergerus oleh perkembangan teknologi.
Oleh sebab itu, peringatan Hari Buku Nasional bukanlah soal jenis buku, melainkan menumbuhkan dan meningkatkan minat baca. Pasalnya, fakta yang terjadi minat baca orang Indonesia masih rendah. Hasil survei UNESCO pada 2011 menunjukkan, indeks tingkat membaca masyarakat Indonesia hanya 0,001 persen. Artinya, hanya ada satu orang dari 1.000 penduduk yang masih 'mau' membaca buku secara serius. Bahkan, Most Literate Nations in the World pada Maret 2016 merilis pemeringkatan literasi internasional yang menempatkan Indonesia berada di urutan ke-60 di antara total 61 negara. Sedangkan pada World Education Forum yang berada di bawah naungan PBB, Indonesia menempati posisi ke-69 dari 76 negara.
Sadar bahwa membaca menjadi jendela dunia yang membuka wawasan anak bangsa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) turut mencanangkan program 15 menit membaca buku nonpelajaran sebelum memulai pelajaran di sekolah melalui Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015. Menurut Mendikbud Anies Baswedan, program tersebut merupakan usaha menumbuhkan minat baca. Sebab, menumbuhkan minat baca tidak cukup dengan menurunkan pajak dan harga buku, tetapi juga harus bisa mendorong peningkatan permintaan atas buku.
Sedangkan Perpustakaan Nasional (Perpusnas) dalam rangka merayakan Hari Buku Nasional mengadakan Perpusnas Expo 2016 yang dapat dihadiri oleh masyarakat umum dari 17 hingga 21 Mei di Perpusnas RI, Jakarta. Acara bertema 'Perpustakaan Sumber Inspirasi dan Inovasi' itu menampilkan beberapa kegiatan, seperti peluncuran buku, talkshow, hingga nonton film.
Sehubungan antara Perpustakaan dan buku merupakan dua hal yang sangat erat keterkaitannya , maka sudah lah wajar apabila hari dimana dibentuknya Perpus Nasional sebagai peringatan Hari Buku Nasional.
“Buku adalah sahabat paling setia rela mendampingi sepanjang waktu di mana pun aku berada tanpa pernah memikirkan dirinya.” ― Abdurahman Faiz, Aku Ini Puisi Cinta
“Aku rela di penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas.” ― Mohammad Hatta
“Buku yang kubaca selalu memberi sayap-sayap baru. Membawaku terbang ke taman-taman pengetahuan paling menawan, melintasi waktu dan peristiwa, berbagi cerita cinta, menyapa semua tokoh yang ingin kujumpai, sambil bermain di lengkung pelangi.” ― Abdurahman Faiz, Aku Ini Puisi Cinta
“Jika ingin menghancurkan sebuah bangsa dan peradaban, hancurkan buku-bukunya; maka pastilah bangsa itu akan musnah.” ― Milan Kundera
“Paduan fikir, buku; himpun kuasa, kubu.” ― A. Samad Said, Bisik Warna
“Pernah ada masanya kita tahu bahwa buku yang laris belum tentu buku yang bermutu. Pernah kita mendasarkan informasi kita tentang “bermutu” atau “tidak” kepada satu atau dua orang penilai yang berwibawa. Tapi dewasa ini, bukan penilaian para penilai itu saja yang digugat. Bahkan ide tentang “bermutu” itu sendiri sudah dirobohkan, seakan-akan di sana ada kekuasaan para cendekia yang memaksa.” ― Goenawan Mohamad, Catatan Pinggir 7
“Bacalah satu bab dari bukuku, bentangkan rahsia tenaga ciptaan darinya” ― Rumi
“Setiap buku adalah kutipan; setiap rumah adalah kutipan seluruh rimba raya dan tambang-tambang dan bebatuan; setiap manusia adalah kutipan dari semua leluhurnya” ― Ralph Waldo Emerson
“Memasuki taman seperti membuka sebuah buku: ada lorong yang terang, pohon-pohon hijau yang tersusun seperti kalimat-kalimat yang teratur, atau tumbuh-tumbuhan yang liar terbiar, dan kita terpesona dengan warna-warna bunga, permukaan rata yang sedikit curam, pasir halus serta batu keras yang berlumut disalut waktu.” ― Baharuddin Zainal, Edisi Khas Sasterawan Negara Monolog: Kecil Tahun-Tahun Gelora
“Guruku beribu buku dari Timur dan Barat tetapi berakhir dengan pujangga Islami.” ― Rahimidin Zahari, Bayang Beringin
“Aku, kamu, buku itu getar yang menjalar di halaman waktu” ― Helvy Tiana Rosa
“Buku memang diam namun ia bicara dengan caranya sendiri.
Yang diam tak selalu bodoh
Yang diam tak selalu tak tahu apapun
Yang diam tak selalu tak bisa apapun
Yang diam tak selalu seperti apa yang kalian pikir
Buku itu istimewa karena untuk membaca sebuah buku, kau harus membeli/meminjam dari pemiliknya.” ― Buku
Selamat Hari Buku Nasional! Semoga dengan peringatan Hari Buku Nasional ini mampu memberikan dampak positif dalam menyadarkan masyarakat tentang pentingnya buku.
Pada era digital saat ini, tidak bisa dipungkiri bahwa perpustakaan dan toko buku perlahan semakin ditinggalkan. Semua sudah serba online, begitu juga dalam hal membaca. Kebanyakan masyarakat lebih memilih membaca melalui gadget dibanding buku konvensional. Membaca, baik melalui buku digital maupun buku konvensional sejatinya sama saja. Kedua cara tersebut memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing. Meski begitu bagi para pecinta buku, keberadaan buku tidak akan tergantikan.
Sebagai generasi digital, tahukah anda bahwa setiap 17 Mei diperingati sebagai Hari Buku Nasional?
Ternyata, penentuan tanggal 17 Mei sebagai Hari Buku Nasional tersebut merupakan awal mula berdirnya PNRI (Perpustakaan Nasional Republik Indonesia) di Jakarta pada tanggal 17 Mei 1980 silam. Makna Hari Buku Nasional memang bukan untuk dirayakan secara besar-besaran, tetapi bagaimana menumbuhkan dan meningkatkan minat baca di kalangan masyarakat Indonesia. Apalagi, kecintaan terhadap buku konvensional semakin rendah lantaran tergerus oleh perkembangan teknologi.
Oleh sebab itu, peringatan Hari Buku Nasional bukanlah soal jenis buku, melainkan menumbuhkan dan meningkatkan minat baca. Pasalnya, fakta yang terjadi minat baca orang Indonesia masih rendah. Hasil survei UNESCO pada 2011 menunjukkan, indeks tingkat membaca masyarakat Indonesia hanya 0,001 persen. Artinya, hanya ada satu orang dari 1.000 penduduk yang masih 'mau' membaca buku secara serius. Bahkan, Most Literate Nations in the World pada Maret 2016 merilis pemeringkatan literasi internasional yang menempatkan Indonesia berada di urutan ke-60 di antara total 61 negara. Sedangkan pada World Education Forum yang berada di bawah naungan PBB, Indonesia menempati posisi ke-69 dari 76 negara.
Sadar bahwa membaca menjadi jendela dunia yang membuka wawasan anak bangsa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) turut mencanangkan program 15 menit membaca buku nonpelajaran sebelum memulai pelajaran di sekolah melalui Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015. Menurut Mendikbud Anies Baswedan, program tersebut merupakan usaha menumbuhkan minat baca. Sebab, menumbuhkan minat baca tidak cukup dengan menurunkan pajak dan harga buku, tetapi juga harus bisa mendorong peningkatan permintaan atas buku.
Sedangkan Perpustakaan Nasional (Perpusnas) dalam rangka merayakan Hari Buku Nasional mengadakan Perpusnas Expo 2016 yang dapat dihadiri oleh masyarakat umum dari 17 hingga 21 Mei di Perpusnas RI, Jakarta. Acara bertema 'Perpustakaan Sumber Inspirasi dan Inovasi' itu menampilkan beberapa kegiatan, seperti peluncuran buku, talkshow, hingga nonton film.
Sehubungan antara Perpustakaan dan buku merupakan dua hal yang sangat erat keterkaitannya , maka sudah lah wajar apabila hari dimana dibentuknya Perpus Nasional sebagai peringatan Hari Buku Nasional.
“Buku adalah sahabat paling setia rela mendampingi sepanjang waktu di mana pun aku berada tanpa pernah memikirkan dirinya.” ― Abdurahman Faiz, Aku Ini Puisi Cinta
“Aku rela di penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas.” ― Mohammad Hatta
“Buku yang kubaca selalu memberi sayap-sayap baru. Membawaku terbang ke taman-taman pengetahuan paling menawan, melintasi waktu dan peristiwa, berbagi cerita cinta, menyapa semua tokoh yang ingin kujumpai, sambil bermain di lengkung pelangi.” ― Abdurahman Faiz, Aku Ini Puisi Cinta
“Jika ingin menghancurkan sebuah bangsa dan peradaban, hancurkan buku-bukunya; maka pastilah bangsa itu akan musnah.” ― Milan Kundera
“Paduan fikir, buku; himpun kuasa, kubu.” ― A. Samad Said, Bisik Warna
“Pernah ada masanya kita tahu bahwa buku yang laris belum tentu buku yang bermutu. Pernah kita mendasarkan informasi kita tentang “bermutu” atau “tidak” kepada satu atau dua orang penilai yang berwibawa. Tapi dewasa ini, bukan penilaian para penilai itu saja yang digugat. Bahkan ide tentang “bermutu” itu sendiri sudah dirobohkan, seakan-akan di sana ada kekuasaan para cendekia yang memaksa.” ― Goenawan Mohamad, Catatan Pinggir 7
“Bacalah satu bab dari bukuku, bentangkan rahsia tenaga ciptaan darinya” ― Rumi
“Setiap buku adalah kutipan; setiap rumah adalah kutipan seluruh rimba raya dan tambang-tambang dan bebatuan; setiap manusia adalah kutipan dari semua leluhurnya” ― Ralph Waldo Emerson
“Memasuki taman seperti membuka sebuah buku: ada lorong yang terang, pohon-pohon hijau yang tersusun seperti kalimat-kalimat yang teratur, atau tumbuh-tumbuhan yang liar terbiar, dan kita terpesona dengan warna-warna bunga, permukaan rata yang sedikit curam, pasir halus serta batu keras yang berlumut disalut waktu.” ― Baharuddin Zainal, Edisi Khas Sasterawan Negara Monolog: Kecil Tahun-Tahun Gelora
“Guruku beribu buku dari Timur dan Barat tetapi berakhir dengan pujangga Islami.” ― Rahimidin Zahari, Bayang Beringin
“Aku, kamu, buku itu getar yang menjalar di halaman waktu” ― Helvy Tiana Rosa
“Buku memang diam namun ia bicara dengan caranya sendiri.
Yang diam tak selalu bodoh
Yang diam tak selalu tak tahu apapun
Yang diam tak selalu tak bisa apapun
Yang diam tak selalu seperti apa yang kalian pikir
Buku itu istimewa karena untuk membaca sebuah buku, kau harus membeli/meminjam dari pemiliknya.” ― Buku
Selamat Hari Buku Nasional! Semoga dengan peringatan Hari Buku Nasional ini mampu memberikan dampak positif dalam menyadarkan masyarakat tentang pentingnya buku.
QQTAIPAN .ORG | QQTAIPAN .NET | TAIPANQQ .VEGAS
ReplyDelete-KARTU BOLEH BANDING, SERVICE JANGAN TANDING !-
Jangan Menunda Kemenangan Bermain Anda ! Segera Daftarkan User ID nya & Mainkan Kartu Bagusnya.
Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
1 user ID sudah bisa bermain 7 Permainan.
• BandarQ
• AduQ
• Capsa
• Domino99
• Poker
• Bandarpoker.
• Sakong
Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
customer service kami yang profesional dan ramah.
NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
Anda Juga Dapat Memainkannya Via Android / IPhone / IPad
Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !!
• WA: +62 813 8217 0873
• BB : D60E4A61
• BB : 2B3D83BE