Kemudian aku pun mencari dan mencari..
Ketika merasa sebagai orang yang paling bahagia di dunia, aku kemudian melihat cermin. kusaksikan sel-sel kulit wajahku mulai keriput dan menua. segera saja kegelisahan jiwa yang sudah sering kurasakan kembali muncul. kutatap cermin itu terus-menerus dan merenungkan kondisiku saat itu yang terasa begitu menyenangkan dan membahagiakan. setiap kali aku merenungkan kondisi dan fasilitas yang ada, kusadari bahwa semuanya adalah fana dan tipuan belaka di mana kita tidak boleh terikat dengannya.
Selain itu, pada saat tersebut aku menyaksikan ketidaksetiaan yang tak disangka-sangka dan ketidak patuhan yang tak bisa dibayangkan pada temanku yang kuanggap paling setia. sehingga aku muak terhadap dunia. ku katakan pada kalbuku "Apakah aku benar-benar tertipu?" kulihat orang-orang melihat kehidupan kita yang sebetulnya perlu diratapi dengan pandangan iri. apakah semua orang itu telah gila? ataukah aku yang sedang menuju kepada gila karena melihat mereka telah tertipu oleh dunia?
bagaimanapun, goncangan jiwa yang begitu akibat kerentaan telah membuatku pertama-tama menyadari bahwa fananya segala sesuatu yang terkait denganku. kemudian aku melihat pada diriku sendiri.
kusaksikan ia sudah sangat tidak berdaya. saat itulah jiwaku meronta ingin kekal. ia telah tersandar pada segala sesuatu yang fana yang sebelumnya dikira kekal. relung hatinya yang paling dalam berteriak, "Kalau ternyata tubuhku fana, apalagi yang bisa kuharapkan dari semua yang fana ini? kalau aku tidak berdaya, apa yang kuharapkan dari sesuatu yang tak berdaya?"
Aku perlu Dzat Yang Maha Kekal dan Azali yang bisa mengobati penyakitku.
Kemudian aku pun mencari dan mencari..
Selain itu, pada saat tersebut aku menyaksikan ketidaksetiaan yang tak disangka-sangka dan ketidak patuhan yang tak bisa dibayangkan pada temanku yang kuanggap paling setia. sehingga aku muak terhadap dunia. ku katakan pada kalbuku "Apakah aku benar-benar tertipu?" kulihat orang-orang melihat kehidupan kita yang sebetulnya perlu diratapi dengan pandangan iri. apakah semua orang itu telah gila? ataukah aku yang sedang menuju kepada gila karena melihat mereka telah tertipu oleh dunia?
bagaimanapun, goncangan jiwa yang begitu akibat kerentaan telah membuatku pertama-tama menyadari bahwa fananya segala sesuatu yang terkait denganku. kemudian aku melihat pada diriku sendiri.
kusaksikan ia sudah sangat tidak berdaya. saat itulah jiwaku meronta ingin kekal. ia telah tersandar pada segala sesuatu yang fana yang sebelumnya dikira kekal. relung hatinya yang paling dalam berteriak, "Kalau ternyata tubuhku fana, apalagi yang bisa kuharapkan dari semua yang fana ini? kalau aku tidak berdaya, apa yang kuharapkan dari sesuatu yang tak berdaya?"
Aku perlu Dzat Yang Maha Kekal dan Azali yang bisa mengobati penyakitku.
Kemudian aku pun mencari dan mencari..
Comments
Post a Comment