KEPERGIAN - Dan akhirnya suatu saat nanti, semoga, aku bisa memiliki senja seutuhnya bersamamu
Kurasa kau pun harus cepat beranjak dari keberadaanmu. Melipatkan semburat-semburat kecemasan yang kaucipta di antara garis-garis cakrawala yang kian demikian memudar. Menghilanglah senjakala sore itu seperti hilangnya aku dengan semua angan dan harapan yang terus menggebu akanmu. Tak lantas, sungguh pun, aku harus luluh dan membayang di antara semua hasrat untuk memilikimu utuh seluruh dan menjadikan semua harus berada di pangkuanku. Tiada pun semua itu sebuah asa yang harus aku hujam jadinya. Ingin kulingkarkan jemariku dan menggenggamkannya erat di atas sela-sela jemarihatimu. Berucap kata akan harap yang aku simpan selama ini dalam tatap. Menatapmu sepenuh hati dan begitu pun dirimu ada siluet yang terus menjadi kelam kini, karena aku belum sempat memulai semua itu.
Kau terlalu cepat berlalu. Mengepakkan sayapmu terlalu dini ketika senjakala tiba padahal belum pun aku berbicara sepatah kata tentang semua yang jadi belenggu. Jika harus semua berlalu, aku takkan bisa mencegahmu dan menghentikan waktu. Ini kali mungkin aku harus bersandar untuk keberapa kalinya; melapangkan hatiku akan kepergianmu yang entah apakah kau masih sadarai keberadaanku atau tidak.
Sekelumit harapan yang jadi bias pun telah aku tepis dan menanamnya dalam harap yang lain yang lain kali mungkin akan muncul layaknya senja yang aku tatap sore ini. Menggantinya dengan malam – sebuah kesepian dalam senyap yang menjadi tak bernyawa walau justru aku malah lebih bernyawa di sepertiga yang aku lalui – yang terus kelam, membuka tabirnya dalam fajar akan secercah sinar yang ia beri padaku – padamu. Dan akhirnya suatu saat nanti, semoga, aku bisa memiliki senja seutuhnya bersamamu.
Kau terlalu cepat berlalu. Mengepakkan sayapmu terlalu dini ketika senjakala tiba padahal belum pun aku berbicara sepatah kata tentang semua yang jadi belenggu. Jika harus semua berlalu, aku takkan bisa mencegahmu dan menghentikan waktu. Ini kali mungkin aku harus bersandar untuk keberapa kalinya; melapangkan hatiku akan kepergianmu yang entah apakah kau masih sadarai keberadaanku atau tidak.
Sekelumit harapan yang jadi bias pun telah aku tepis dan menanamnya dalam harap yang lain yang lain kali mungkin akan muncul layaknya senja yang aku tatap sore ini. Menggantinya dengan malam – sebuah kesepian dalam senyap yang menjadi tak bernyawa walau justru aku malah lebih bernyawa di sepertiga yang aku lalui – yang terus kelam, membuka tabirnya dalam fajar akan secercah sinar yang ia beri padaku – padamu. Dan akhirnya suatu saat nanti, semoga, aku bisa memiliki senja seutuhnya bersamamu.
mmm,, mantap... merasa terwakili mengungkapnya... hehehe...
ReplyDeletesalam senja,,
salam bloofers,,
^^
hmmm.. maaf dan terimakasih..
ReplyDeletemerasa bersalah karna telah mengambil senja dari baitmu.. tapi kurasa kita bisa berbagi.. heee..
salam kenal, salam senja..
salam bloofers.. :-)
berkunjung mau menikmati senja disini....salam bloofer...
ReplyDeletewaaa...waaa...oh nooo..para pecinta senjaa...samaaa....
ReplyDeleteq jg mncintai senja..berikut hujan yg terkadang menerpanya...^^
nice post..follback ya,,,^^
@NIT NOT: sila sila dimariii... salam bloofers :-)
ReplyDelete@Salsabila: hoho.. kebetulan aja ni pengen menulis tentang senja,, sesungguhnya aku lebih suka angin.. gak terlihat namun keberadaannya kian dekat.. :-)
ReplyDelete