Lapar dalam kesendirian
Senja sore nan tidak biru, ku lihat warna langit di belakang rumah kontrakan tetap saja tidak berubah. Ketika dipandang langsung maupun melalui jendela tanpa kaca (sama saja kali hihihi…) Senja yang datar, pikirku! Aneh, dan tiba-tiba rasa perutku kruyuk-kruyuk setelah tadi sempat membaca synopsis novel lapar, terjerat dalam sebuah riwayat. Aku harus segera mengisi perut!!! Tekad ku, dan aku masih terkesima memandangi cuaca. Ini awal musim penghujan, mungkin. Satu dua tiga hari terakhir ini mendung terus bermunculan, setidaknya di sore dan pagi hari. Bahkan, sekarang gemuruh rintik-rintik sudah terdengar mematok-matok atap seng rumah kontrakan baru ku. Aku mencari-cari sesuatu di rumah ini, di kamar ini, untuk mengisi kekosongan perut, namun tak satu pun kutemukan. Ingatanku terus berkontruksi berkomposisi, mengingat-ingat bahwa di dalam rumah ini, di kamar ini ada sesuatu yang bisa di jadikan santapan di sore hari.. kesana kemari ku mencari-cari bahkan kucoba meminta kompi700-ku u